Menembus Tantangan Bisnis Digital: Kisah Sukses dan Strategi Inovasi dari Para Ahli

March 12, 2024, oleh: pengelola-web

Kamis, 7 Maret 2024 – Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIE) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar acara tahunan mereka, Seminar National Conference Entrepreneur (NCE). Agenda ini menampilkan sejumlah pembicara ahli dari berbagai bidang, membahas isu-isu terkini dalam dunia kewirausahaan. Yang dilaksanakan di Ruang Sidang Gedung AR. Fakhruddin B Lantai 5 Kampus Terpadu UMY.

Narasumber menghadirkan Bapak Hermanto, Deputi Direktur – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, yang membahas tantangan implementasi mata uang digital di Indonesia dari perspektif regulator. Hermanto menekankan pentingnya transformasi digital dalam meningkatkan daya saing nasional dan menjelaskan inisiatif seperti QRIS sebagai bagian dari ekosistem uang digital.

Narasumber berikutnya adalah Bapak Kanda Althof Azzuhdy, pemilik Garca.id, yang berbagi pengalaman tentang menghadapi pasar yang kompetitif dan strategi untuk mengatasi tantangan tersebut dari sudut pandang praktisi. Kanda juga menyoroti pentingnya membangun asumsi, kebiasaan, dan budaya dalam membangun inovasi bisnis.

Selain itu, Bapak Dimas Bagus Wiranatakusuma S.E., M.Ec., Ph.D., Dosen Prodi Ekonomi FEB UMY juga turut memberikan wawasan dari perspektif akademisi tentang transformasi ekonomi ke arah digitalisasi, dan pentingnya kita catch-up terhadap perkembangan ini.

Ada tiga pilar penting yang dibutuhkan oleh seorang pengusaha untuk membangun inovasi bisnisnya, yakni asumsi, kebiasaan, dan budaya. Ketiga pilar tersebut dibutuhkan agar inovasi bisnis yang dilakukan oleh seorang pengusaha dapat menjawab segala tren pasar.

Hal inilah yang disampaikan oleh Kanda Althof Azzuhdy, pemilik brand fashion GARCA dalam acara Seminar National Conference Entrepreneur (NCE). Seminar ini merupakan rangkaian dari perlombaan Business Plan/Business Model Canvas (BMC) yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIE) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini dilaksanakan pada Kamis (7/3) di Ruang Sidang Gedung AR. Fakhruddin B Lantai 5 Kampus Terpadu UMY.

Menurutnya, dalam membangun inovasi bisnis, seorang pengusaha penting untuk membangun asumsi yang baik. Misalnya, mahasiswa mengutarakan pendapat kepada dosen, namun respon yang diberikan oleh dosen tersebut justru memberikan tekanan atau respon yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sampai kemudian membuat mahasiswa tersebut menjadi takut untuk berpendapat esok harinya.

Setelah membangun asumsi, hal selanjutnya yang perlu dibangun adalah kebiasaan. Meskipun kebiasaan tersebut akan menimbulkan tekanan, namun tekanan tersebut harus diubah menjadi semangat baru. Kemudian dari kebiasaan tersebut, akan lahir ide-ide baru sehingga terbentuk suatu budaya.

“Budaya inilah yang akan membangun inovasi secara cepat. Saat ini trend dan inovasi berkembang secara cepat. Pada faktanya usaha Food and Beverage (FnB) mengalami perubahan sebulan sekali. Contohnya adalah trend Donat, Cromboloni, dan lainnya,” ungkap Kanda.

Menyambung hal ini, Hermanto, S.E., M.Si., Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga menjadi narasumber dalam seminar ini menyampaikan pentingnya transformasi digital (the irreversibel change) untuk meningkatkan daya saing nasional. Dalam hal ini transformasi menjadi sebuah proses dimana orang melakukan sebuah perubahan secara continue yang bisa diintregasikan dengan internet.

Menurutnya, saat ini transformasi digital yang diciptakan adalah ekosistem menggunakan uang digital dalam bentuk apapun, contohnya adalah penggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). QRIS adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat dan terjaga keamanannya.

Lebih lanjut, Hermanto mengatakan bahwa, transformasi digital penting dilakukan untuk mengimbangi perkembangan teknologi agar dapat bersaing di lanskap teknologi yang senantiasa berubah. Selain itu transformasi digital juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, inovasi, dan daya saing suatu negara.

“Ekonomi digital dan keuangan itu mengikuti prevensi masyarakat. Kami sebagai transformator melihat masyarakat sebagai satu kesatuan, dengan kondisi zaman sekarang yang serba cepat, mudah, murah tapi tetap juga handal dan aman, Maka kami Bank Indonesia siap memfasilitasi dan mendorong ekonomi digital agar dapat berkembang,” ucap Hermanto.

Seminar ini dihadiri oleh banyak mahasiswa dan pengusaha muda, yang diharapkan dapat mengambil inspirasi dan pengetahuan baru untuk mengembangkan bisnis mereka di era digital yang terus berubah. Dengan menyoroti isu-isu penting seperti transformasi digital dan inovasi bisnis, acara ini menjadi langkah awal yang baik bagi para pemimpin bisnis masa depan untuk mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi tantangan pasar yang dinamis (Wardani).